Minggu, 27 Januari 2013

lanjutan cinta

lanjutan cinta yang pertama



   kisah sejati melampaui perassan yang sedabg gelisah, jantung yang berbunyi dag-dig-dug seperti lagunya blink yang di cinta abu-abu, heheheh.  dan mulut yang gampang banget bilang '' ai lap yu''.. Cinta sejati adalah sebuah keputusan/pilihan yang harus di ambil. Pertunjukan terbesar dari cinta sejati adlah jika seseorang menyerahkan hidupnya bagi orang yang dia cintainya. contoh nya aja seorang ibu yang tetap mengasihi anaknya walaupun anak itu sendiri menghina ibunya , lantaran ibunya tidak mempunyai daun telinga lantaran daun telinga ibunya telah di donorkan pada anaknya ketika dia masih bayi yang lahir tanpa daun telinga.


Cinta sejati itu hanya ada pada TUHAN



HUKUM TERMODINAMIKA 1


Penerapan Hukum I Termodinamika

 Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha). Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum I Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi.
Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul pada sistem. Apabila usahadilakukan pada sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi dalam pada sistem akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila sistem melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada lingkungan. Dengan demikian, perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem. Secara matematis, Hukum Pertama Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
= ΔW …….. (9–9)
dengan: = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
ΔU2 — U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
= usaha yang dilakukan sistem.
Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan (9-9) tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai berharga positif.
  2. Jika sistem menerima kerja maka nilai berharga negatif
  3. Jika sistem melepas kalor maka nilai berharga negatif
  4. Jika sistem menerima kalor maka nilai berharga positif
a. Proses Isotermal
Anda telah memahami bahwa proses isotermal merupakan suatu proses yang terjadi dalam sistem pada suhu tetap. Besar usaha yang dilakukan sistem proses isotermal ini adalah W = nRT In (V2/V1). Oleh karena Δ= 0, menurut Teori Kinetik Gas, energi dalam sistem juga tidak berubah (Δ= 0) karena perubahan energi dalam bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali persamaan energi dalam gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan ΔU=(3/2)nRΔT. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses isotermal ini dapat dituliskan sebagai berikut.
= ΔW = 0 + W
nR T ln (V2/V1) ….








b. Proses Isokhorik
Dalam proses isokhorik perubahan yang dialami oleh sistem berada dalam keadaan volume tetap. Anda telah memahami bahwa besar usaha pada proses isokhorik dituliskan W = pΔV = 0. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses ini dituliskan sebagai
Q = ΔU + W = ΔU + 0
Q = ΔU = U2 — U1

Dari Persamaan (9-11) Anda dapat menyatakan bahwa kalor yang diberikan pada sistem hanya digunakan untuk mengubah energi dalam sistem tersebut. Jika persamaan energi dalam untuk gas ideal monoatomik disubstitusikan ke dalam Persamaan (9-11), didapatkan perumusan Hukum Pertama Termodinamika pada proses isokhorik sebagai berikut.
Q = ΔU =(3/2)nR ΔT …(9-12)
                                                                                                              atau
Q = U2 — U1 =(3/2)nR (T2 —T1) …. (9-13)
c. Proses Isobarik
Jika gas mengalami proses isobarik, perubahan yang terjadi pada gas berada dalam keadaan tekanan tetap. Usaha yang dilakukan gas dalam proses ini memenuhi persamaan W = P ΔV = p(V2 – V1). Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses isobarik dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W
Q = ΔU + p(V2 – V1) … (9-14)
Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan (9-14) dapat dituliskan sebagaiberikut

Q =(3/2)nR (T2 — T1+ p (V2 – V1) … (9-15)


d. Proses adiabatik
      Dalam pembahasan mengenai proses adiabatik, Anda telah mengetahui bahwa dalam proses ini tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem sehingga = 0. Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses adiabatik ini dapat dituliskan menjadi
Q = ΔU + W
ΔU + W
atau
W = — ΔU = —(U2— U1) … (9-16)
Berdasarkan Persamaan (9-16) tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa usaha yang dilakukan oleh sistem akan mengakibatkan terjadinya perubahan energi dalam sistem di mana energi dalam tersebut dapat bertambah atau berkurang dari keadaan awalnya. Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk gas ideall monoatomik pada proses adiabatik ini dituliskan sebagai
W = — ΔU = —(3/2)nR (T2 – T1)


ini contoh soal 
Contoh soal Penerapan Hukum I Termodinamika
1. Sebuah sistem terdiri atas 4 kg air pada suhu 73 °C, 30 kJ usaha dilakukan pada sistem dengan cara mengaduk, dan 10 kkal panas dibuang.
(a) Berapakah perubahan tenaga internal sistem? (b) Berapa temperatur akhir sistem?
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 4 kg, T= 73° C = 273 + 73 = 346 K
Jawab :
Usaha yang dilakukan W = -30 kJ, kalor yang keluar Q = -10 kkal =10 x 4,18 kJ = 41,8 kJ.
Tenaga internal sistem adalah :
ΔU = Q – W = -41,8 kJ + 30 kJ = -11,8 kJ
masih ingat tentang kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu sistem bukan?
Q = mcΔT
Karena Q bernilai negatif maka suhu menjadi turun.
ΔT = 11,8 kJ/((4,18kJ/kg°C)(1,5)) = 1,88°
Jadi, suhu akhir sistem adalah 73 – 1,88 = 71,12 °C
2. Suatu gas menerima kalor 4.000 kalori, menghasilkan usaha sebesar 8.000 J. Berapakah perubahan energi dalam pada gas? (1 kalori = 4,18 joule)
Penyelesaian:
Diketahui: = 4.000 kalori = 16.720 J
= 8.000 J
Ditanya: Δ= … ?
Jawab:
Δ= Δ– = (16.720 – 8.000) J = 8.720 J
3. Sejumlah 4 mol gas helium suhunya dinaikkan dari 0 oC menjadi 100 oC pada tekanan tetap. Jika konstanta gas umum = 8,314 J/mol.K, tentukan:
a. perubahan energi dalam,
b. usaha yang dilakukan gas, dan
c. kalor yang diperlukan!
Penyelesaian:
Diketahui: = 4 mol = 0,004 mol
T1 = 0 oC = 0 + 273 = 273 K
T2 = 100 oC = 100 + 273 = 373 K
= 8,314 J/mol.K
Ditanya : a. Δ= … ?
b. = … ?
c. = … ?
Jawab:
a. Δ= .(3/2)n R (T2-T1) = (3/2)(0,004 8,314(373 273)) = 4,988 J
b. (V2 – V1) = nR(T2 –T1) = 0,004 x 8,314 x (373 – 273) = 3,326 J
c. Q = Δ= (4,988 + 3,326) J = 8,314 J
4. Suatu sistem gas monoatomik pada suhu 27º C memiliki tekanan sebesar 1,5 × 105 Pa dan bervolume 15 liter. Sistem menyerap kalor dari lingkungan secara isobarik sehingga suhunya naik menjadi 127º C. Tentukan volume gas sekarang, usaha luar yang dilakukan gas, penambahan energi dalam gas, dan besarnya kalor yang diserap gas!
Diketahui : T1 = 27 + 273 = 300 K
P1 = 1,5 × 105 N/m2
V1 = 15 liter = 15 × 10-3 m3
T2 = 127 + 273= 400 K
Ditanyakan: a. V2 = …?
b. W = …?
c. Δ U= …?
d. Q = …?
Jawab:
a. V1/T1 = V2/T2
V2 = (T2/T1)V1
V2 = (400/300)(1,5×10-3) = 20×10-3 m3
b. W = P.ΔV = (1,5 × 105) × (20 × 10-3) – (15 × 10-3) = (1,5 × 105) × (5 × 10-3) = 7,5 × 10² J
c. U = (P2V2 – P1V1) = (3/2) P(V2 – V1)= (3/2) × (1,5 × 105) × (5 × 10-3) = 11,25 × 102 J
d. Q = W + U = (7,5 × 102) + (11,25 × 102) = 18,75 × 102 J



semoga bermanfaat
salam solidarity forever!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sabtu, 26 Januari 2013

CINTA

sekarang kita bicara masalah cinta
cinta Mana yang paling dasyat ledakan percobaan nuklir bawah tanah, atau dentuman pesawat ulang aling yang lagi mau lepas landasatau suara milyaran orang ketika mlm tahun baru. yang jelas tak ada yang melebihi kekuatan CINTA....
menurut para psikologi bahwa kebutuhan yang paling mendasar manusia adalah mencintai dan di cintai. Cinta bisa menjadi daya dorong bagi seseorang untuk berprestasi,memotivasi perilaku yang luhur atau mengakibatkan sepasang pemuda dan pemudi berkelakuan konyol. cinta memberikan arti pada manusia untuk menimbulkan harapan dan tujuan hidup....bahkan ada orang yang memberikan segalalanya demi seseorang yang dia cintai. Mungkin para pembaca sekalian ada yang seperti itu. kalau cinta begitu menakjubkan mengapa CINTA KASIH menjadi langkah di dunia ini?. menagapa masih banyak kebencian ?jawannya sangat sederhana. Cinta sejati lebih dari sekedar perassan yang romantis ........

bersambung



ntar lagi yah mau ka dulu main bola jadi abis pa main bla baru kita lanjutkan ok 

Kamis, 24 Januari 2013

PROSES PEMBAKARAN MOTOR BENSIN


di dalam satu mesin bensin, campuran udara bahan bakar yang dilakukan dalam karburator yang kemudian di manpaatkan tidak cukup menghasilkan panas untukmemulai pembakaran. mesin bensin di lengkapi dengan busi yang digunakan untuk menyalakan campuran udara bahan bakar guna menghasilkan pembakaran.


LANGKAH KERJA MOTOR 4 LANGKAH

1. langkah hisap
siklus di mulai dengan langkah hisap.pertama katup masuk membuka pada waktu yang bersamaan piston bergerak ke titik mati bawah atau BDC (bottom death centre ), menarik udara kedalam ruang bakar. poros engkol berputar 180 derajat atau setengah dari putaran poros engkol. sementara katup buang masih dalam keadaan tertutup.
2. langkah kompresi
langkah kedua adalah langkah kompresi dimana salah satu katup nya tertutup. piston bergerak ke titik mati atas atau (TDC), kemudian udara yang terkurung dalam silinder akan di mampatkan sehingga temperaturnya naik. jumlah udara yang di mampatkan disebut perbandingan kompresi.umum nya mesin bensin mempunyai perbandingan kompresi 15:1 crankshaft berputar 360 derajat atau satu kali putaran poros engkol. perbandingan kompresi dapat dirumuskan sebagain berikut
perbandingan kompresi = volume BDC/volume TDC
langkah kompresi bisa kamu liat di atas
3. langkah usaha
ketika bahan bakar dan udara masuk kedalam ruang silinder. dan sebelum piston bergerak menuju titik mati atas kira-kira 8 derajat sebelum TMA busi memercikan bunga api sehingga terjadi ledakan. sehingga energi hasil pembakaran akan mendorong piston menuju BDC yang dihubungkan ke batang penghubung sehingga memutar crackshaft dalam langkah ini posisi kedua katup dalam keadaan tertutup
......gambar bisa di lihat diatas ......
4. langkah buang
langkah buang adalah langkah terakhir dari siklus. pada saat langkah buang. katup buang membuka saat itu piston piston bergerak naik dan menekan gas hasil pembakaran ke luar dari silinder. sebelum sampai pada titik mati atas TDC. katup buang membuka , katup masuk membuka, dan siklus di mulai lagi. batang penghubung memutar crankshaft 180 derajat

.....gambar dilihat di atas ......

TERMODINAMIKA


III.  THERMODINAMIKA

1. GAS IDEAL
Definisi mikroskopik gas ideal :
a.    Suatu gas yang terdiri dari partikel-partikel yang dinamakan molekul.
b.    Molekul-molekul bergerak secara serampangan dan memenuhi hukum-hukum gerak Newton.
c.     Jumlah seluruh molekul adalah besar
d.    Volume molekuladalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang ditempati oleh gas tersebut.
e.    Tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi pada molekul tersebut kecuali selama tumbukan.
f.     Tumbukannya eleastik (sempurna) dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Jumlah gas di dalam suatu volume tertentu biasanya dinyatakan dalam mol. Misalkan suatu gas ideal ditempatkan dalam suatu wadah (container) yang berbentuk silinder
Hukum Boyle : Bila gas dijaga dalam temperatur konstan, tekanannya ber-banding terbalik dengan volume.
Hukum Charles & Gay-Lussac : Jika tekanan gas dijaga konstan, volume berbanding lurus dengan temperatur.
Kesimpulan tersebut dapat dirangkaum sebagai persamaan keadaan gas ideal :

                        pV = nRT

R : konstanta gas universal
   = 8,31 J/mol .K
   = 0,0821 Lt . atm/mol.K

2. KALOR dan USAHA
            Kalor dan usaha sama-sama berdimensi tenaga (energi). Kalor merupakan tenaga yang dipindahkan (ditransferkan) dari suatu benda ke benda lain karena adanya perbedaan temperatur. Dan bila transfer tenaga tersebut tidak terkait dengan perbedaan temperatur, disebut usaha (work).




   dy
                                                           
    F
                          

Mula-mula gas ideal menempati ruang dengan volume V dan tekanan p. Bila piston mempunyai luas penampang A maka gaya dorong gas pada piston F = pA.
Dimisalkan gas diekspansikan (memuai) secara quasistatik, (secara pelan-pelan sehingga setiap saat terjadi kesetimbangan), piston naik sejauh dy, maka usaha yang dilakukan gas pada piston :
                       
                                    dW  = F dy
                                           = p A dy
A dy adalah pertambahan volume gas,

                                    dW = p dV     

Bila volume dan tekanan mula-mula Vi dan pi  dan volume dan tekanan akhir Vdan pf , maka usaha total yang dilakukan gas :
                                                Vf
                                    W = ò p dV
                                        Vi

          P          
            pi             i



pf                                                                     f


                                                                                                                        V
                        Vi                                                  Vf

Kerja yang dilakukan gas pada saat ekspansi dari keadaan awal ke keadaan akhir adalah luas dibawah kurva dalam diagram pV.


     P                                 P                              P     
  pi        i                         pi                  i                                                   i


  pf                                f                   pf                         f              pf   f                f
                                V                                  V                               V
        Vi            Vf                            Vi            Vf                 Vi            Vf


Tampak bahwa usaha yang dilakukan dalam setiap proses tidak sama, walaupun mempunyai keadaan awal dan keadaan akhir yang sama.

            “Usaha yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergan-tung pada keadaan awal dan akhir, tetapi juga tergantung pada proses perantara antara keadaan awal dan keadaan akhir”.

Dengan cara yang sama,
            “kalor yang dipindahkan masuk atau keluar dari sebuah sistemtergantung pada proses perantara di antara keadaan awal dan keadaan akhir”.



3. HUKUM PERTAMA THERMODINAMIKA
            Suatu proses dari keadaan awal i ke keadaan akhir f, untuk setiap keadaan perantara (lintasan) yang berbeda memberikan Q dan W yang berbeda, tetapi mempunyai harga Q - W yang sama. Q - W hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir saja.
            Q - W ini dalam termodinamika disebut perubahan tenga internal (DU = Uf - Ui ), sehingga :
           
                                                            DU = Q - W

yang dikenal sebagai hukum pertama termodinamika,  yang merupakan hukum kekekalan energi.
Untuk perubahan infinitisimal :

                                                            dU = dQ - dW

4. KALOR JENIS GAS IDEAL
            Secara mikroskopis, temperatur dari gas dapat diukur dari tenaga kinetik translasi rata-rata dari molekul gas tersebut, Untuk molekul yang terdiri satu atom, momoatomik, seperti He, Ne, gas mulia yang lain, tenaga yang diterimanya seluruhnya digunakan untuk menaikkan tenaga kinetik translasinya,oleh karena itu total tenaga internalnya :
                                               
                                                U = 3/2 NkT = 3/2 nRT
Tampak bahwa U hanya merupakan fungsi T saja.

                        p
                                          f



                                                              f’      T + DT
                                      i

                                                                        T
                                                                                    V
            Untuk suatu proses volume konstan (i -> f ), usaha yang diakukan gas : W = p dV = 0, maka menurut hukum pertama termodinamika,

                                                Q = DU = 3/2 n R DT
                                                n cv DT = 3/2 n R DT
                                                 cv = 3/2 R

Seluruh kalor yang diterimanya, digunakan untuk menaikkan tenaga internal sistem. cv adalah kalor jenis molar gas untuk volume konstan.
Untuk suatu proses volume konstan (i -> f’ ), usaha yang dilakukan gas W = p dV = p DV, maka menurut hukum pertama termodinamika
                                                DU = Q - W
                                                      = n cp DT - p DV

Karena kedua proses tersebut mempunyai temperatur awal dan akhir yang sama maka DU kedua proses sama.
                                                n cv DT = n cp DT - p DV
Dari pV = nRT diperoleh p DV = n R DT , maka
                                    n cv DT = n cp DT - n R  DT
                                   
                                     cp  -  cv  =  R 

Karena cv = 3/2 R, maka  cp = 5/2 R, perbandingan antara kuantitas tersebut
                        g = cp / c= 5/3

Untuk gas diatomik dan poliatomik dapat diperoleh dengan cara yang sama :
                        gas diatomik  ( U = 5/2 nRT) : g = 7/5
                        gas poliatomik (U = 3 nRT) : g = 4/3

5. PROSES-PROSES DALAM TERMODINAMIKA
5.1. Proses Isokoris (volume konstan)
Bila volume konstan, p/T = konstan,
                                               
                                                pi/ Ti = pf/Tf

                        p             f
           

                                       i       
                                                                                                   V     
Pada proses ini DV = 0, maka usaha yang dilakukan W = 0, sehingga
                                               
                                                Q =  DU = n cv DT

5.2. Proses Isobaris (tekanan konstan)
Bila tekanan konstan, V/T = konstan,     
                                    Vi/ Ti = Vf/Tf

                        p            
           
                                           i                               f                   


                                                                                                   V     
Pada proses ini usaha yang dilakukan W = p DV = p (Vf - Vi ) , sehingga
                                               
                                      DU = Q - W
                                      DU = n cp DT -  p DV

5.3. Proses Isotermis (temperatur konstan)
Bila temperatur konstan, pV = konstan,                                      
                                                piVi = pfVf

                        p             i
           

                                                                           f       
                                                                                                   V     
Pada proses ini DT = 0, maka perubahan tenaga internal DU = 0, dan usaha yang dilakukan :
                                                W = ò p dV
p = nRT/V, maka
                                                W = nRT  ò (1/V)  dV
                                                W = nRT ln (Vf/Vi)
           
                                                            Q =  W



5.4. Proses Adiabatis
Pada proses ini tidak ada kalor yang masuk, maupun keluar dari sistem, Q = 0. Pada proses adiabatik berlaku hubungan  pVg= konstan (buktikan),                                        
                                                piVgi = pfVgf

                        p             i
           

                                                                           f       
                                                                                                   V     
Usaha yang dilakukan pada proses adiabatis :
                                                W = ò p dV
p = k/Vg  , k = konstan , maka
                                                W = ò (k/Vg )  dV
                                                W = 1/(1-g) { pfVf - piVi}
           
                                                       DU = -W




6. PROSES TERBALIKKAN & PROSES TAK TERBALIKKAN
            Secara alami kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah, tidak sebaliknya. Balok meluncur pada bidang, tenaga mekanik balok dikonversikan ke tenaga internal balok & bidang (kalor) saat gesekan. Proses tersebut termasuk proses tak terbalikkan (irreversible). Kita tidak dapat melakukan proses sebaliknya.
            Proses terbalikkan terjadi bila sistem melakukan proses dari keadaan awal ke keadaan akhir melalui keadaan setimbang yang berturutan. Hal ini terjadi secara quasi-statik. Sehingga setiap keadaan dapat didefinisikan dengan jelas P, V dan T-nya. Sebaliknya pada proses irreversible, kesetimbangan pada keadaan perantara tidak pernah tercapai, sehingga P,V dan T tak terdefinisikan.



        pasir                                        p      irreversible
                                                                        f              



                                                        i         reversible

                                                                                   V
   Reservoir kalor




7. MESIN KALOR
            Rangkaian dari beberapa proses termodinamika yang berawal dan berakhir pada keadaan yang sama disebut siklus.


                      p                2



                                                             3

                              1                                     4

                                                                     V

Untuk sebuah siklus, DT = 0 oleh karena itu DU = 0. Sehingga
                                                             Q = W.
Q menyatakan selisih kalor yang masuk (Q1) dan kalor  yang keluar (Q2) (Q = Q1- Q2) dan W adalah kerja total dalam satu siklus.

7.1. Siklus Carnot
            Tahun 1824 Sadi Carnot menunjukkan bahwa mesin kalor terbalikkan adengan siklus antara dua reservoir panas adalah mesin yang paling efisien.
            Siklus Carnot terdiri dari proses isotermis dan proses adiabatis.
Proses a-b : ekaspansi isotermal pada temperatur Th (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan kontak dengan reservoir temperatur tinggi. Dalam proses ini gas menyerap kalor Th dari reservoir dan melakukan usaha Wab menggerakkan piston.

                                                Qh
                               a              
                                                              b
                                                       



                                    d

                                                Qc                 c




Proses b-c : ekaspansi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem. Selama proses temperatur gas turun dari Th ke Tc  (temperatur rendah) dan melakukan usaha Wab .
Proses c-d : kompresi isotermal pada temperatur Tc (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan kontak dengan reservoir temperatur rendah. Dalam proses ini gas melepas kalor Qc dari reservoir dan mendapat usaha dari luar Wcd.
Proses d-a : kompresi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem. Selama proses temperatur gas naik dari Tc ke Th  dan mendapat usaha Wda .


Efisiensi dari mesin kalor siklus Carnot :
                        h = W/Qh = 1 - Qc /Qh      
karena Qc /Qh = Tc /Th (buktikan)
maka
                        h =  1 - Tc /Th

7.2. Mesin Bensin
      Proses dari mesin bensin ini dapat didekati dengan siklus Otto.
Proses O-A : Udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan atmosfir dan volume naik dari V2 menjadi V1.
Proses A-B : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan temperaturnya naik Dari  TA ke TB.



        p                     
                C                  



                B                                      D

 

                O                                     A

                  V2                              V1                  V   

Proses B-C : terjadi proses pembakaran gas (dari percikan api busi), kalor diserap oleh gas Qh. Pada proses ini volume dijaga konstan sehingga tekanan dan temperaturnya naik menjadi pC dan TC..
Proses C-D : Gas berekspansi secara adiabatik, melakukan kerja WCD.
Proses D-A : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan.
Proses A-O : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan volume gas turun dari V1 menjadi V2..
Bila campuran udara-bahan bakar dianggap gas ideal, effisiensi dari siklus Otto adalah :
                                    h = 1 - 1/(V1/V2.) g-1.
V1/V2. disebut rasio kompresi.

7.3. Mesin Diesel.
Mesin diesel diidealkan bekerja dengan siklus Diesel.


                                   C
                  B                


                                                        D

 

                                                        A

                  V2            V3              V1


Berbeda dengan mesin bensin, pembakaran gas dilakukan dengan memberikan kompresi hingga tekanannya tinggi. Pada proses BC terjadi pembakaran gas berekspansi sampai V3 dan dilanjutkan ekspansi adiabatik sampai V1. Rasio kompresi siklus Diesel lebih besar dari siklus Otto sehingga lebih efisien.

7. 4. Heat Pumps dan Refrigerators.
Heat pump adalah peralatan mekanis untuk memanaskan atau mendinginkan ruang dalam rumah/gedung. Bila berfungsi sebagai pemanas gas yang bersirkulasi menyerap panas dari luar (eksterior) dan melepaskannya di dalam ruang (interior). Bila difungsikan sebagai AC, siklus dibalik.
                                                Temperatur panas, Th


                                                                         Qh
                                                                                                     W

                                                                          Qc
                                                Temperatur dingin, Tc

Efektifitas dari heat pump dinyatakan dalam Coefisien of Perfoment (COP),
                                                COP =Qh/W
Refrigerator, seperti dalam heat pump, memompa kalor Qc dari makanan di dalam ruang ke luar ruangan.

                                                COP = Qc/W

8. HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
Mesin kalor yang telah dibahas sebelumnya menyatakan :
§ kalor diserap dari sumbernya pada temperatur tinggi (Qh)
§ Usaha dilakukan oleh mesin kalor (W).
§ Kalor dilepas pada temperatur rendah (Qc).
Dari kenyataan ini menujukkan bahwa efisiensi mesin kalor tidak pernah berharga 100 %. karena Qc selalu ada dalam setiap siklus. Dari sini Kelvin-Planck menyatakan :
“Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor, yang beroperasi pada suatu siklus, hanyalah mentransformasikan ke dalam usaha semua kalor yang diserapnya dari sebuah sumber”.
   Temperatur tinggi,Th              Temperatur tinggi, Th   


                   Qh                                               Qh             



                                 W                                              W


                   Qc
        Temperatur rendah, Tc              Temperatur rendah, Tc

                   Mesin kalor                                             Mesin kalor yang tidak mungkin

Sebuah heat pumps (atau refrigerator), menyerap kalor Qc dari reservoir dingin dan melepaskan kalor Qh ke reservoir panas. Dan ini hanya mungkin terjadi bila ada usaha/kerja yang dilakukan pada sistem. Clausius menyatakan :
            “Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan tidak ada efek lain, selain daripada menyampaikan kalor secara kontinyu dari sebuah benda ke benda lain yang bertemperatur lebih tinggi”.


   Temperatur tinggi,Th              Temperatur tinggi, Th   


                   Qh                                               Qh             



                                 W                                           


                   Qc                                               Qc
        Temperatur rendah, Tc              Temperatur rendah, Tc

               Refrigerator                                                 Refrigerator yang tak mungkin
Secara sederhana, kalor tidak dapat mengalir dari objek dingin ke objek panas secara spontan.


9. ENTROPI
            Konsep temperatur muncul dalam hukum ke-nol termodinamika. Konsep energi internal muncul dalam hukum pertama termodinamika. Dalam hukum kedua termodinamika muncul konsep tentang entropi.
Misal ada proses terbalikkan, quasi-statik,  jika dQ adalah kalor yang diserap atau dilepas oleh sistem selama proses dalam interval lintasan yang kecil,
                                                dS = dQ/T
Entropi dari alam naik bila proses yang berlangsung alamiah
Perubahan entropi dari suatu sistem hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem.
                                                         f
                                    DS = ò dS = ò dQ/T
                                                      i
     Untuk proses dalam satu siklus perubahan entropi nol DS = 0.
Untuk proses adiabatik terbalikkan, tidak ada kalor yang masuk maupun keluar sistem, maka DS = 0. Proses ini disebut proses isentropik.
Entropi dari alam akan tetap konstan bila proses terjadi secara terbalikkan.
Untuk proses quasi-statik, terbalikkan, berlaku hubungan : dQ = dU + dW dimana dW = pdV. Untuk gas ideal, dU = ncv dT dan P = nRT/V, oleh karena itu
                                    dQ = dU + pdV = ncv dT + nRT  dV/V
bila dibagi dengan T
                                    dQ/T = ncv dT/T + nR  dV/V
                                    DS = ò dQ/T = ncv ln(Tf/Ti) + nR ln(Vf/Vi)